A. PENGERTIAN MANUSIA
Definisi
dari manusia sangatlah banyak menurut ilmu ilmu yang telah kita pelajari di
dunia sekolah, bahkan di perkuliahan pun kita mempelajari ilmu itu kembali. Dan
definisi manusia dari ilmu kimia adalah “manusia
dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system yang dimiliki oleh manusia”. Lalu, menurut ilmu
fisika “manusia merupakan kumpulan dari
berbagai system fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan
dari energy”. Menurut ilmu filsafat, manusia itu mahluk homo humanus, yang
artinya “mahluk yang berbudaya”.
Ada dua
pandangan yang akan dijadikan acuan untuk mejelaskan bagaimana unsur-unsur
manusia itu terbentuk, yaitu:
1. Manusia terdiri
dari empat unsur, yaitu:
a. Jasad :
Bagian tubuh manusia yang dapat disentuh, dan menempati ruang dan waktu
b. Hayat : Mengandung unsur hidup, yang
ditandai dengan gerak
c. Ruh : Bimbingan dan pimpinan dari
Tuhan, daya bekerjanya secara spiritual, dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang
bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
d. Nafs : Kesadaran tentang diri sendiri
(Asy’arie hal 62-84)
2. Manusia sebagai
satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu:
a. Id : Bagian
primitive dari kepribadian, mengandung insting seksual dan insting agresif. Freud menyebutnya dengan sebutan prinsip
kenikmatan
b. Ego : Prinsip
ini disebut prinsip realitas karena ia menyesuaikan dengan realitas
c. Super ego : Menggunakan prinsip
moral karena super ego mengontrol perilaku dari segi moral
B. HAKEKAT
MANUSIA
1. Mahluk ciptaan Tuhan
yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah
sebuah materi yang dapat dilihat, dirasakan, dan diraba, wujudnya yang konkrit
tetapi tidak abadi, karena jika manusia telah meninggal, maka tubuhnya akan
hancur dan lenyap. Jiwa tedapat di dalam tubuh, sifatnya yang abstrak tetapi
abadi. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia dan sebagai penggerak
dan sumber kehidupan.
2. Mahluk ciptaan yang
paling sempurna jika dibandingkan dengan mahluk lainnya
Kesempurnaannya
terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptaan
akal, perasaan, dan kehendak. Dengan akal, manusia dapat berinovasi dalam
menciptakan sebuah teknologi. Dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan
seni yang indah. Perasaan manusia dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Perasaan inderawi :
Rangsangan jasmani melalui panca indera, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia dan hewan
b. Perasaan rohani :
Perasaan luhur yang hanya ada di dalam diri manusia
Perasaan
rohani terbagi menjadi enam, yaitu:
1. Perasaan
Interlektual
2. Perasaan
Estetis
3. Perasaan
Etis
4. Perasaan
Diri
5. Perasaan
Sosial
6. Perasaan
Religius
3. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Sebagaimana
mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi, fisiologi atau faal,
biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, dsb. Manusia sebagai
mahluk yang budayawi dapat dipelajari dari segi kemasayarakatan, kekerabatan,
psikologi sosial, kesenian, ekonomi, bahasa, dsb.
4. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan mempunyai
kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Hidup manusia
mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan
estetis, manusia dapat mengungkapkan sebuah karya berupa tarian, nyanyian, dan
lukisan yang indah. Dengan etis, manusia dapat meningkatkan kehidupan estetis
ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan
dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia dapat mendekatkan
diri kepada Tuhannya dan dapat meningkatkan keimanannya dalam menjalankan agama
yang dianut.
C.
KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Francis L.K.
Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengombinasikan dalam dirinya keahlian
di dalam ilmu Antropologi, ilmu Psikologi, ilmu Filsafat, dan ilmu kesusastraan
Cina.
Ilmu psikologi
memang berasal bangsa barat, dimana konsep individu mempunyai peran penting
dalam kehidupan dan biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak
menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis sendiri.
Sampai
sekarang, ilmu psikologi masih mengembangkan konsep dan teori mengenai aneka
warna isi jiwa, serta metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara
detail variasi isi dari jiwa tersebut. Sebaliknya, ilmu psikologi masih kurang
dalam mengembangkan konsep yang dapat menganalisis jaringan yang berkaitan
dengan jiwa individu dan lingkungan social budayanya.
Untuk
menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia tersebut, Hsu mengembangkan sebuah
konsep bahwa dalam jiwa manusia sebagai mahluk social budaya mengandung delapan
daerah dan seolah seperti lingkaran-lingkaran konsentris di sekitar diri
individu.

D.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Menurut
dua ahli Antropologi yaitu Menville J. Herkovits dan Malinowski mengatakan
bahwa Cultural Determinism adalah
segala sesuatu yang ada di dalam masyarakat dan ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah
kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni tari dan seni
suara.
Kata
kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sanskerta berasal dari kata Budhayah yang berarti budi atau akal.
Dalam bahasa latin, kata budaya berasal dari kata cholere yang berarti mengolah tanah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia dengan
tujuan untuk mengolah tempat tinggalnya.
Kebudayaan
dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik secara materi
maupun non materi. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan bahwa
kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Contohnya
yaitu:
a. Karya :
Manusia menghasilkan sebuah teknologi dan kebudayaan jasmaniah
b. Cipta :
Kemampuan berpikir untuk menghasilkan suatu ilmu pengetahuan
c. Rasa :
Yang berkaitan dengan jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah dan nilai social yang diperlukan untuk mengatur masalah yang luas
dalam kehidupan bermasyarakat
E. UNSUR –
UNSUR KEBUDAYAAN
Kebudayaan
tiap bangsa atau masyarakat memiliki unsur – unsur besar maupun unsur – unsur kecil
yang merupakan satu kesatuan dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai
kesatuan. Contoh dari unsur besar yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat dan
unsur kecilnya yaitu berbagai pernak-pernik yang dijual di pinggir jalan.
C. Kluckhohn
mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang ditulis dalam bukunya yang
berjudul Universal Categories of Culture
1. Sistem
Religi
2. Sistem
Organisasi Kemasyarakatan
3.Sistem
Pengetahuan
4. Sistem
Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
5. Sistem
Ekonomi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
F. WUJUD
KEBUDAYAAN
Menurut
wujudnya, kebudayaan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Konsep
gagasan, konsep, dan pemikiran manusia
2. Konsep
aktivitas
3. Wujud
sebagai benda
G.
ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C.
Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima
masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakikat
hidup manusia
2. Hakikat karya
manusia
3. Hakikat
waktu manusia
4. Pandangan
manusia terhadap alam
5. Hakikat
hubungan manusia dengan sesamanya
H.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Masyarakat
dan kebudayaan dimanapun itu berada pasti mengalami perubahan, sekalipun
masyarakat dan kebudayaannya primitive yang terisolasi dari masyarakat dan
budaya yang lainnya. Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
1.
Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaannya itu sendiri
2. Sebab-sebab
pengaruh dari lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup
I. KAITAN
MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN
Hubungan
manusia dengan kebudayaan yaitu manusia sebagai perilaku kebudayaan dan
kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan oleh manusia. Manusia menciptakan
sebuah kebudayaan dan kebudayaan tersebutlah yang mengatur kehidupan manusia
agar sesuai dengannya. Keduanya merupakan sebuah satu kesatuan. Contohnya yaitu
hubungan manusia dengan peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh para
leluhurnya.
Sumber: elearning Universitas Gunadarma, Ilmu Budaya Dasar-bab 2.
Manusia dan Kebudayaannya
0 komentar:
Posting Komentar