A.
Keindahan
Kata
keindahan berasal dari kata indah, yang artinya bagus,permai,cantik,elok,
molek, dan sebagainya. Kawasan keindahan bagi mausia sangat luas, seluas
keankearagaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban
teknologi,sosial,dan budaya.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh perseorangan, waktu dan
tempat, selera mode, kedaeraan atau local.
a.
Apakah keindahan itu?
Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru
berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam,
tubuh yang molek, film, nyanyian.
Berikut
perbedaan keindahan menurut luas pengertiannya:
a)
keindahan dalam arti luas
-
keindahan seni
-
keindahan alam
-
keindahan moral
-
keindahan intelektual
b)
keindahan dalam arti estetis murni
c)
Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
b.
Nilai estetika
nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercajup dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik. Tentang nilai itu ada yang membedakan antara
nilai subjektif dan nilai objektif. Tetapi penggolongan yang penting adalah
nilai eksentrik dan intrinsik.
Nilai
eksentrik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat membantu. Nilai intrinsik adalah
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suaru tujuan, ataupun
demikepentingan benda itu sendiri.
c. Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan
sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini
dihubungkan dengabentuk diluar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa
sesuatu itu indah.
d. Apa sebab manusia
menciptakan keindahan?
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh
motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Berikut adalah
alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) tata nilai yang telah usang
Tata
nilai yang ada dalam masyarakat lama kelamaan menjadi usang dan tidak indah
dijalani oleh karn itu yang tidak indah harus disingkirkan dan diganti dengan
yang indah.
2) Kemerosotan zaman
Keadaan
yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan
moral. Hal ini menjadi tidak baik dan akhirnya menjadi tidak indah, dan yang
tidak indah harus disingkirkan melalui protes yang antara lain berupa karya
seni.
3) penderitaan manusia
4) Keagungan tuhan
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung: artinya diam-diam
memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah
hasil merenung. Dalam renungan da beberapa teori-teori yakni, teori
pengungkapan,teori metafisik, dan teori metafisik.
(a). Teori Pengungkapan
Dalil
dari teori ini adalah bahwa seni adalah suatu pengungkapan dari perasaann
manusia. Leo toltoi memberika pengertian dari teori pengungkapan, dia mengaskan
bahwa kegiatan seni adalah memuncukan dalam diri sendiri suatu perasaan yang
seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan
perantaraan pelbagai gerak,garis,warna,suar, dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata
memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
(b).Teori metafisis
Teori
seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni
berasal dari plato yang karya-karya tulisannya untuksebagian membahas estetik
filsafati,konsepsi keindahan dari teori seni.
(c). Teori Psikologik
Berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seorang seniman. Sedang karya itu
merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu.
C. KESERASIAN
Keserasian
berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, yang artinya cocok, kena
benar dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur
perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
(a) Teori Obyektif dan Teori
Subyektif
Teori
obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilaiestetik
adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan,
terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah menungkapkan
sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan samasekali tidak
berpengaruh untuk menghubungkan.
Teori
subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda
itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati
sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si
pengamat itu.
(b) Teori Perimbangan
Teori
perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke-17 masehi
selama 22 abad. Teori tersebut runtuh akibat desakan filsafat empirisme dan
aliran-aliran termasuk dalam seni. Teori ini menitikberatkan pada keindahan
yang bersifat kualitatif dan perbandingan angka-angka
Sumber: E-learning Ilmu Budaya Dasar, Universitas
Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar