Selasa, 10 Oktober 2017

#SIP ARSITEKTUR KOMPUTER DAN SISTEM KOGNISI MANUSIA

ARSITEKTUR KOMPUTER

            Menurut Sora (2014) arsitektur komputer dapat dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus sebagai suatu seni mengenai cara interkoneksi antara berbagai komponen perangkat keras atau hardware untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan juga target biayanya. Dalam bidang teknik komputer, definisi arsitektur komputer adalah suatu konsep perencanaan dan juga struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer atau ilmu yang bertujuan untuk perancangan sistem komputer.
            Terdapat dua bagian pokok dalam arsitektur komputer, yaitu Instructure Set Architecture yang merupakan spesifikasi yang menentukan bagaimana programmer bahasa mesin berinteraksi dengan komputer, dan Hardware System Architecture yaitu subsistem hardware dasar yang terdiri atas CPU, Memori, serta OS.



SISTEM KOGNISI MANUSIA
            Era dekade 1990-an dinyatakan oleh kongres Amerika Serikat sebagai dekade otak, pada periode tersebut banyak berlangsung kajian penelitian tentang otak. Pada periode ini penelitian-penelitian psikologi banyak diarahkan pada penelitian bidang kognitif, termasuk munculnya berbagai penelitian intelegensi artifisial (artificial intelligence). Penelitian ini mendasari maraknya perkembangan komputer. Oleh karena itu, dalam dekade tersebut perkembangan dunia komputer pun tumbuh dengan cepat (Satiadarma dan Zahra, 2004)
            Menurut Harun (dalam Afidah, 2014) neurosains kognitif merupakan satu bidang kajian mengenai sistem saraf yang ada di dalam otak manusia. Neurosains juga mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari segi biologi, persepsi, ingatan dan kaitannya dengan pembelajaran. Bagi teori neurosains, sistem saraf dan otak merupakan asas fisikal bagi proses pembelajaran manusia. Neurosains dapat membuat hubungan diantara proses kognitif yang terdapat di dalam otak, yang dapat diartikan bahwa setiap perintah yang diproses oleh otak akan mengaktifkan daerah-daerah penting yang ada di otak.
            Otak merupakan CNS (Central Nervous System) yang berfungsi untuk menerima, memproses, menginterpretasikan dan menyimpan informasi sensoris yang datang seperti rasa, suara, bau, warna, tekanan pada kulit dan sebagainya. Sedangkan saraf tulang belakang merupakan kumpulan neuron dan jaringan pendukung yang dimulai dari dasar otak sebagai perpanjangan otak yang menjulur di sepanjang punggung bagian tengah dan dilindung oleh tulang belakang.
            Dalam pandangan psikologi kognitif, otak merupakan pusat pengelolaan informasi. Informasi diperoleh dari pengalaman hidup sehari-hari yang ditangkap oleh penginderaan. Hasil informasi melalui jaringan saraf tertentu ke susunan saraf pusat di otak. Dalam susunan saraf pusat ini, berbagai informasi diolah dan hasil pengolahan informasi tersebut menghasilkan pemahaman tentang suatu pengalaman.
            Lalu, proses selanjutnya adalah proses encoding, yaitu proses penalaran seseorang untuk menerjemahkan pengalaman hidupnya ke dalam pustaka ingatan yang tersimpat dalam gudang ingatan. Proses ini merupakan proses pengkodean dengan cara memberikan kode atas suatu hal. Dari prose encoding, individu mengolah informasi yang berpusat di otak. Hasil pengolahan data ini kemudian membentuk suatu skema atas suatu pemetaan. Pemetaan ini memungkinkan seseorang memahami suatu hal, merefleksikan suatu kejadian, mengembangkan angan-angan, membuat perencanaan dengan matang dan realistis, dan sebagainya.
            Selanjutnya, proses mengenali pola. Pada awalnya, individu mengalami peristiwa tertentu dan merekam peristiwa tersebut ke dalam ingatan pada fungsi kognitif. Ketika individu mengalami peristiwa serupa di waktu mendatang, ia dapat mengenali kembali peristiwa yang dialaminya sehingga respon terhadap peristiwa tersebut semakin akurat.
            Pada proses penyimpanan data pengalaman diawali dengan proses atensi (memperhatikan). Objek yang diperhatikan lalu direkam dalam ingatan dan direkam dalam bentuk ikon yang dapat diingat kembali dengan mudah. Namun, hal yang diingat tersebut dapat dengan mudah terlupakan akibat muncul informasi baru atau adanya informasi terdahulu yang memiliki daya gugah lebih besar. Oleh karena itu, jika individu ingin mempertahankan ingatannya, ia perlu melakukan aktivitas pengulangan (rehearsal).

KAITAN ANTARA ARSITEKTUR KOMPUTER DENGAN SISTEM KOGNISI MANUSIA 
            Kaitan antara arsitektur komputer dengan sistem kognisi manusia ialah keduanya merupakan satu kesatuan yang dapat mengolah dan menyimpan suatu informasi yang sudah didapatkan dari stimulus-stimulus yang diterima. Sistem kognisi manusia dengan komputer sama-sama menerima informasi yang masuk melalui otak pada manusia dan input pada komputer. Saat menerima informasi tersebut, otak dan komputer akan sama-sama memproses informasi yang masuk, jika pada komputer disebut dengan storage pada manusia akan diproses dengan suatu sistem kognisi atau otak. Sehingga, dapat dikatakan bahwa komputer dan sistem kognisi manusia saling terkait satu sama lain.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARSITEKTUR KOMPUTER DIBANDINGKAN DENGAN SISTEM KOGNISI MANUSIA 
1.      KELEBIHAN
Komputer memiliki pengoperasian hitung dan logika dengan baik, sedangkan manusia mampu untuk membuat kesimpulan, memiliki emosi dan mampu memahami pola yang kompleks.
2.      KEKURANGAN
Komputer tidak mampu membuat kesimpulan, memiliki emosi dan mampu memahami pola yang kompleks seperti manusia.


DAFTAR PUSTAKA

Afidah, M. (2014). Neuorsains kognitif: Memahami proses kognisi otak. Diakses dari www.kompasiana.com pada tanggal 10 Oktober 2017.
Satiadarma, M. P. dan Zahra, R. P. (2004). Cerdas dengan musik. Depok: Puspa Sehat.
Sora, N. (2014). Penjelasan arsitektur komputer secara lebih jelas. Diakses dari www.pengertianku.net pada tanggal 9 Oktober 2017.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Translate